Festival
layang layang atau
Bali Kite Festival merupakan momen tahunan Bali yang banyak di tunggu tunggu
oleh banyak wisatawan. Biasanya digelar pada musim angin yaitu sekitar bulan
Juli - Agustus dalam setiap tahunnya. Layang layang ini sudah menjadi budaya
hidup sebagian masyarakat Bali. Permainan layang layang adalah hobi yang
digemari oleh berbagai kalangan di Bali, dari anak anak, tua, muda, laki laki
maupun wanita.
Bukan hanya itu saja, menurut beberapa
tokoh di Bali permainan layangan memiliki makna signifikasi religius yang
dipersembahkan kepada Dewa Rare Angon. Rare Angon sendiri dipercaya sebagai
pelindung persawahan petani masyarakat Bali sehingga sawah tidak terkena hama
seperti wereng ataupun burung.
Festival
layang layang ini
dimulai tahun 1979 yang diikuti banyak peserta dari International Kite Flying
Club.
Saat festival ribuan peserta dan pecinta
layangan akan datang membanjiri arena serta membawa layangan dengan bebagai
style, warna dan ukuran. Jenisnya umumnya layangan tradisional be-bean
(berbentuk ikan), layangan janggar (berbentuk burung), layangan pecukan
(berbentuk daun) dan layangan kreasi baru. Layangan ini akan menghiasi langit
biru diiringi dengan gamelan gong Bali bertalu talu.
Ukuran layang layang ini berkisar 4m -
10m panjang. Layangan janggar memiliki ekor yang panjang, bisa mencapai
200m.
Desain layang layang biasanya dengan
warna hitam, warna putih dan merah seperti layang layang tradisional Bali
kecuali layang layang kreasi baru.
Dalam mengikuti festival
layang layang ini
diikuti oleh banyak kelompok, satu kelompok anggotanya bisa mencapai lebih dari
10 orang, tapi tergantung juga ukuran layangannya. Kalau layangannya lebih
besar anggotanya biasanya lebih banyak. Para kelompok ini akan bersaing dengan
kelompok lainnya.
Yang menjadi penilaian oleh para juri
yaitu kreasi layangan itu, cara menaikkan layangan dan berapa lama layangan
bertahan di udara. Kelompok terbaik akan memperoleh hadiah berupa piala dan
uang.